Senin, 14 Januari 2013

Pestisida Nabati Dari Daun Sirsak


BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Pestisida botanis adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang mempunyai bahan aktif tunggal atau majemuk yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).Pestisida alami ini dapat berfungsi sebagai penolak,penarik,antifertilitas,pembunuh dan bentuk lainnya.Saat ini pestisida alami mulai diminati oleh petani,hal tersebut disebabkan oleh mahalnya pestisida kimia.Sejak terjadi krisis moneter,harga pestisida kimia naik menjadi 2-3 kali lipat.Selain itu,penyemprotan dengan pestisida kimia secara tidak bijaksana telah menyebabkan hama kebal terhadap petisida,hal ini menyebabkan petani cenderung menggunakan dosis pestisida yang tinggi dan dilakukan berulang-ulang.Kondisi demikian dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan pestisida alami/botanis.Pestisida alami/botanis terbuat dari bahan tanaman maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (bio-degradable),aman bagi manusia dan ternak karena residu mudah hilang atau terurai,dan harga relatif murah jika dibandingkan dengan pestisida kimiawi.Pestisida botanis dapat dibuat secara sederhana dapat berupa larutan,hasil perasan,rendaman,ekstrak dan rebusan bagian tanaman yakni berupa akar,umbi,batang,daun,biji dan buah yang dapat diproduksi sendiri.Berdasarkan studi dari berbagai pustaka,ada beberapa jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami melalui cara sederhana.Jenis-jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai pestisida alami tersebut salah satunya adalah daun sirsak.
Sirsak (Annona muricata L) yaitu tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah.Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda.Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat.Tetapi untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar,maka yang paling baik ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air.Di indonesia sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 1000 meter diatas permukaan laut.Nama sirsak itu sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu zuurzak yang berarti kantung yang asam.Buah sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis.Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam.

1.2  Tujuan
1.      Agar mahasiswa dapat mengerjakan dan memahami cara-cara pembuatan pestisida alami/botanis
2.      Pengenalan tanaman-tanaman di sekitar tempat tinggal yang dapat dijadikan sebagai pestisida alami/botanis
3.      Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan pestisida alami dengan baik dan benar.

1.3  Manfaat
1.      Di Kalimantan penduduk lokal memanfaatkanya untuk mengobati demam
2.      Di Guatemala sering dipakai untuk mengobati cacingan pada anak-anak
3.      Di Guam dimanfaatkan untuk mengobati asma
4.      Di Serawak,Malaysia sebagian penduduk memanfaatkannya untuk mengatasi hipertensi
5.      Di Madagaskar dipakai untuk mengobati penyakit liver
6.      Di Togo rebusan airnya dipercaya bisa mengobati penyakit malaria
7.      Dipakai sebagai pestisida alami/botanis pada pertanian organik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori

Menurut Kardinan (2000) bagian tanaman sirsak dapat dijadikan sebagai insektisida alami adalah daun dan biji,daun sirsak mengandung senyawa acetoginin memiliki keistimewaan sebagai anti feedent.
Acetoginin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30-32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktivitas sitotoksit dan derivat acetogenin yang berfungsi sitotoksit adalah asimicin,bulatacin dan squmosin (Shidiki dkk,2008).Menurut Mitsui et al.(1991),bahwa sguamocin mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasisel,sehingga menyebabkan gradien proton terhambat dan cadangan energi tidak dapat membebtuk ATP.Bulatacin diketahui menghambat kerja enzim NADH-ubiquinone reduktase yang diperlukan dalam reaksi respirasi.
Hasil penelitian Rislansyah (2000),bahwa ekstrak daun sirsak dapat digunakan untuk membunuh jentik Anopheles aconitus.Lebih lanjut menurut Sudarmanto (2009),bahwa hama Thrips pada tanaman cabai dapat ditekan dengan cara menumbuk daun sirsak dan mencampurnya dengan 5 liter air.
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu Dan Tempat
Adapun praktikum dilaksanakan pada hari Kamis,tanggal 24 mei 2011,jam 08:00 WIB yang bertempat di Labolatorium Biologi Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1.      Blender
2.      Gelas ukur
3.      Pengaduk
4.      Timbangan
5.      Saringan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1.      Air bebas ion Aquades
2.      Daun tanaman sirsak
3.      Sabun colek
4.      Ulat grayak
5.      Tissue
6.      1 lembar daun sawi
3.3 Metode
Pembuatan pestisida alami/botanis dipelajari dengan cara ekstraksi daun tanaman sirsakdengan bahan pelarut.Absorbsi ekstrak kemudian diberikan ke tanaman yang terkena serangan dan terhadap hama perusak tanaman.Ini adalah metode yang umum digunakan.
Cara pembuatan :
1. Siapkan 50 lembar daun sirsak lalu cuci bersih
2. Hancurkan sampel daun sirsak dengan blender sampai halus dalam 500 ml air Aquades
3. Tambahkan 1 sendok teh sabun colek,semua ramuan dicampur jadi satu
4. Saringlah larutan tersebut dengan saringan dalam gelas ukur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Ulat Grayak (Spodoptera litura F).  Ulat grayak ini sangat merugikan karena menyerangan tanaman secara bergerombol dan massif sehingga kadang disebut juga sebagai ulat tentara (army worm).  Ulat grayak biasanya menyerang pada malam hari, tingkat serangan parah dan tingkat lanjut bisa menyebabkan seluruh pertanaman dalam satu hamparan bisa habis dalam waktu satu malam saja.
Salah satu gejala awal serangan ulat grayak  ialah daun – daun meranggas dan berlubang-lubang.   Ulat grayak mulai memakan daun dari bagian tepi kemudian ke bagian atas maupun bawah daun.  Pada tingkat serangan yang parah daun hanya tertinggal epidermisnya saja.  Sehingga daun menjadi tidak berfungsi sebagai tempat fotosintesis, akibatnya produksi tanaman terhambat dan menurun.
Dengan adanya praktikum tentang pembuatan pestisida botanis/alami dari daun sirsak dapat digunakan untuk mengatasi ulat grayak yang menyerang pada tanaman.Buktinya pada praktikum yang kami laksanakan di Labolatorium Biologi Universitas Tribhuwana Tunggadewi ulat grayak mati kurang dari 5 menit.Gejala awal dari pestida alami dari daun sirsak setelah disemprotkan ke daun sawi yang dimasukkan ulat grayak,ulat tersebut seperti mencari celah atau tempat yang tidak terkontaminasi oleh pestisida botanis/alami dari daun sirsak,dan kurang dari 5 menit ulat grayak tersebut tidak bergerak atau mati terkena racun yang terkandung dalam daun sirsak tersebut.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat diketahui kandungan zat apa saja yang terdapat pada daun sirsak dan zat tersebut dapat digunakan sebagai pestisida botanis/alami,selain itu efektivitas  zat dari daun sirsak juga baik untuk mengatasi ulat grayak yang sering menyerang pada tanaman cabe.Meskipun kandungan zat yang rendah dalam daun sirsak tetapi baik digunakan selain tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan bahkan mudah di dapatkan di sekitar.Dan dari segi ekonomis juga sangat menguntungkan karena petani tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak seperti untuk membeli pestisida kimiawi.
5.2 Saran
Sebaiknya penggunaan pestisida botanis/alami dari daun sirsak dilakukan sesering mungkin,karena kandungan zat yang terdapat dalam daun sirsak mudah terdegradasi.
DAFTAR PUSTAKA
·         http://www.penyuluhpertanian.com/mengendalikan-serangan-hama-ulat-grayak-spodoptera-litura-f-pada-tanaman-cabe

Tidak ada komentar: