Rabu, 16 Januari 2013

“Janji Palsu Dari Seorang Pemimpin”


J
anji palsu merupakan dua buah kata yang sudah familiar di telinga kita dan merupakan jurus yang paling ampuh menurut calon pemimpin pada saat orasi dalam kampanye. Itulah indonesia negara demokrasi sehingga banyak menciftakan para pemimpin yang pintar, saking pintarnya sampai-sampai membohongi kita dengan sebuah janji palsu. Sampai kapan hal tersebut akan berhenti, kita tidak akan pernah tahu kecuali keadaan politik dan perekonomian di indonesia ini sudah cukup baik dan penduduk sudah merasa sejahtera. Itupun masih kemungkinan kecil, sebenarnya dari pribadi individulah yang paling tepat. Pribadi individu yang biasa berkata jujur, pribadi individu yang merasa tugasnya menjadi seorang pemimpin memang untuk mengabdi pada masyarakat karena beban moral yang dititipkan pada dia dan pribadi individu yang memiliki agama dan kepercayaan sehingga dia takut untuk melakukan hal itu. Hal ini merupakan sebuah realita yang terjadi pada saat ini sehingga penulis membuat sebuah catatan ringkas ini, tujuannya hanya semata-mata untuk memberikan sebuah gambaran pada para pemimpin kita agar mau mulai berkata jujur dalam hal apapun. Sehingga negara ini bisa menjadi lebih baik. Kapan lagi untuk memulai berkata jujur, tunggu sudah bau tanah atau bahkan sekarat mau mati. Untuk generasi muda jangan pernah memiliki karakter seperti pemimpin kita pada saat ini, marilah kita bersama-sama membangun negeri ini. Kalau bukan kita melakukannya siapa lagi. Agar negeri ini bisa menjadi negeri kebanggaan kita. Negeri yang makmur, masyarakatnya sejahtera, bahkan memiliki nama yang baik di mata dunia. Jangan pernah sedikitpun kita menjadi seorang pemimpin untuk memperkaya diri, ingat tanggung jawab kita untuk kemajuan negeri ini. “ BERSAMA KITA PASTI BISA MEMBANGUN NEGERI KITA ”.

Email : aden_ratle@rocketmail.com

Senin, 14 Januari 2013

Pestisida Nabati Dari Daun Sirsak


BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Pestisida botanis adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tanaman atau tumbuhan yang mempunyai bahan aktif tunggal atau majemuk yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).Pestisida alami ini dapat berfungsi sebagai penolak,penarik,antifertilitas,pembunuh dan bentuk lainnya.Saat ini pestisida alami mulai diminati oleh petani,hal tersebut disebabkan oleh mahalnya pestisida kimia.Sejak terjadi krisis moneter,harga pestisida kimia naik menjadi 2-3 kali lipat.Selain itu,penyemprotan dengan pestisida kimia secara tidak bijaksana telah menyebabkan hama kebal terhadap petisida,hal ini menyebabkan petani cenderung menggunakan dosis pestisida yang tinggi dan dilakukan berulang-ulang.Kondisi demikian dapat menimbulkan pencemaran lingkungan.Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penggunaan pestisida alami/botanis.Pestisida alami/botanis terbuat dari bahan tanaman maka jenis pestisida ini bersifat mudah terurai (bio-degradable),aman bagi manusia dan ternak karena residu mudah hilang atau terurai,dan harga relatif murah jika dibandingkan dengan pestisida kimiawi.Pestisida botanis dapat dibuat secara sederhana dapat berupa larutan,hasil perasan,rendaman,ekstrak dan rebusan bagian tanaman yakni berupa akar,umbi,batang,daun,biji dan buah yang dapat diproduksi sendiri.Berdasarkan studi dari berbagai pustaka,ada beberapa jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai pestisida alami melalui cara sederhana.Jenis-jenis tanaman yang dapat dijadikan sebagai pestisida alami tersebut salah satunya adalah daun sirsak.
Sirsak (Annona muricata L) yaitu tumbuhan atau potion yang berbatang utama berukuran kecil dan rendah.Daunnya berbentuk bulat telur agak tebal dan pada permukaan bagian atas yang halus berwarna hijau tua sedang pada bagian bawahnya mempunyai warna lebih muda.Tumbuhan ini dapat tumbuh di sembarang tempat.Tetapi untuk memperoleh hasil buah yang banyak dan besar-besar,maka yang paling baik ditanam di daerah yang tanahnya cukup mengandung air.Di indonesia sirsak tumbuh dengan baik pada daerah yang memiliki ketinggian kurang dari 1000 meter diatas permukaan laut.Nama sirsak itu sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu zuurzak yang berarti kantung yang asam.Buah sirsak yang sudah masak lebih berasa asam daripada manis.Pengembangbiakan sirsak yang paling baik adalah melalui okulasi dan akan menghasilkan buah pada usia 4 tahunan setelah ditanam.

1.2  Tujuan
1.      Agar mahasiswa dapat mengerjakan dan memahami cara-cara pembuatan pestisida alami/botanis
2.      Pengenalan tanaman-tanaman di sekitar tempat tinggal yang dapat dijadikan sebagai pestisida alami/botanis
3.      Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan pestisida alami dengan baik dan benar.

1.3  Manfaat
1.      Di Kalimantan penduduk lokal memanfaatkanya untuk mengobati demam
2.      Di Guatemala sering dipakai untuk mengobati cacingan pada anak-anak
3.      Di Guam dimanfaatkan untuk mengobati asma
4.      Di Serawak,Malaysia sebagian penduduk memanfaatkannya untuk mengatasi hipertensi
5.      Di Madagaskar dipakai untuk mengobati penyakit liver
6.      Di Togo rebusan airnya dipercaya bisa mengobati penyakit malaria
7.      Dipakai sebagai pestisida alami/botanis pada pertanian organik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori

Menurut Kardinan (2000) bagian tanaman sirsak dapat dijadikan sebagai insektisida alami adalah daun dan biji,daun sirsak mengandung senyawa acetoginin memiliki keistimewaan sebagai anti feedent.
Acetoginin adalah senyawa polyketides dengan struktur 30-32 rantai karbon tidak bercabang yang terikat pada gugus 5-methyl-2-furanone dalam gugus hydrofuranone pada C23 memiliki aktivitas sitotoksit dan derivat acetogenin yang berfungsi sitotoksit adalah asimicin,bulatacin dan squmosin (Shidiki dkk,2008).Menurut Mitsui et al.(1991),bahwa sguamocin mampu menghambat transport elektron pada sistem respirasisel,sehingga menyebabkan gradien proton terhambat dan cadangan energi tidak dapat membebtuk ATP.Bulatacin diketahui menghambat kerja enzim NADH-ubiquinone reduktase yang diperlukan dalam reaksi respirasi.
Hasil penelitian Rislansyah (2000),bahwa ekstrak daun sirsak dapat digunakan untuk membunuh jentik Anopheles aconitus.Lebih lanjut menurut Sudarmanto (2009),bahwa hama Thrips pada tanaman cabai dapat ditekan dengan cara menumbuk daun sirsak dan mencampurnya dengan 5 liter air.
BAB III BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu Dan Tempat
Adapun praktikum dilaksanakan pada hari Kamis,tanggal 24 mei 2011,jam 08:00 WIB yang bertempat di Labolatorium Biologi Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
3.2 Alat Dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1.      Blender
2.      Gelas ukur
3.      Pengaduk
4.      Timbangan
5.      Saringan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :
1.      Air bebas ion Aquades
2.      Daun tanaman sirsak
3.      Sabun colek
4.      Ulat grayak
5.      Tissue
6.      1 lembar daun sawi
3.3 Metode
Pembuatan pestisida alami/botanis dipelajari dengan cara ekstraksi daun tanaman sirsakdengan bahan pelarut.Absorbsi ekstrak kemudian diberikan ke tanaman yang terkena serangan dan terhadap hama perusak tanaman.Ini adalah metode yang umum digunakan.
Cara pembuatan :
1. Siapkan 50 lembar daun sirsak lalu cuci bersih
2. Hancurkan sampel daun sirsak dengan blender sampai halus dalam 500 ml air Aquades
3. Tambahkan 1 sendok teh sabun colek,semua ramuan dicampur jadi satu
4. Saringlah larutan tersebut dengan saringan dalam gelas ukur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Ulat Grayak (Spodoptera litura F).  Ulat grayak ini sangat merugikan karena menyerangan tanaman secara bergerombol dan massif sehingga kadang disebut juga sebagai ulat tentara (army worm).  Ulat grayak biasanya menyerang pada malam hari, tingkat serangan parah dan tingkat lanjut bisa menyebabkan seluruh pertanaman dalam satu hamparan bisa habis dalam waktu satu malam saja.
Salah satu gejala awal serangan ulat grayak  ialah daun – daun meranggas dan berlubang-lubang.   Ulat grayak mulai memakan daun dari bagian tepi kemudian ke bagian atas maupun bawah daun.  Pada tingkat serangan yang parah daun hanya tertinggal epidermisnya saja.  Sehingga daun menjadi tidak berfungsi sebagai tempat fotosintesis, akibatnya produksi tanaman terhambat dan menurun.
Dengan adanya praktikum tentang pembuatan pestisida botanis/alami dari daun sirsak dapat digunakan untuk mengatasi ulat grayak yang menyerang pada tanaman.Buktinya pada praktikum yang kami laksanakan di Labolatorium Biologi Universitas Tribhuwana Tunggadewi ulat grayak mati kurang dari 5 menit.Gejala awal dari pestida alami dari daun sirsak setelah disemprotkan ke daun sawi yang dimasukkan ulat grayak,ulat tersebut seperti mencari celah atau tempat yang tidak terkontaminasi oleh pestisida botanis/alami dari daun sirsak,dan kurang dari 5 menit ulat grayak tersebut tidak bergerak atau mati terkena racun yang terkandung dalam daun sirsak tersebut.
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang kami lakukan dapat diketahui kandungan zat apa saja yang terdapat pada daun sirsak dan zat tersebut dapat digunakan sebagai pestisida botanis/alami,selain itu efektivitas  zat dari daun sirsak juga baik untuk mengatasi ulat grayak yang sering menyerang pada tanaman cabe.Meskipun kandungan zat yang rendah dalam daun sirsak tetapi baik digunakan selain tidak membahayakan kesehatan dan lingkungan bahkan mudah di dapatkan di sekitar.Dan dari segi ekonomis juga sangat menguntungkan karena petani tidak perlu mengeluarkan uang terlalu banyak seperti untuk membeli pestisida kimiawi.
5.2 Saran
Sebaiknya penggunaan pestisida botanis/alami dari daun sirsak dilakukan sesering mungkin,karena kandungan zat yang terdapat dalam daun sirsak mudah terdegradasi.
DAFTAR PUSTAKA
·         http://www.penyuluhpertanian.com/mengendalikan-serangan-hama-ulat-grayak-spodoptera-litura-f-pada-tanaman-cabe

Penyakit mati bujang pada tanaman Cengkeh.


I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cengkeh ( Eugenia aromatica O. K. ) selain menjadi bahan vital dari pabrik – pabrik rokok kretek, juga sebagai rempah – rempah yang dibutuhkan dalam bidang pengobatan. Yang kata lain dipakai juga untuk bahan pembuat obat – obatan.
Untuk itu, cengkeh perlu dikembangkan di Indonesia mengingat pabrik – pabrik rokok banyak memerlukan cengkeh dalam produksinya. Pabrik – pabrik rokok di Indonesia ini, setahunnya memerlukan Cengkeh tidak kurang dari 20.000 ton. Sedangkan kalau kita menilik hasil produksi Cengkeh di dalam negeri ini setahunnya hanya berkisar antara 10.000 – 12.000 ton. Dengan demikian maka untuk kekurangannya itu Indonesia masih terus mengimpor dari Zanzibar.
Kalau melihat data tersebut, menanam Cengkeh sangat menguntungkan, asalkan keadaan tanah yang cocok. Keadaan tanah yang kurang cocok, bisa menyebabkan tanaman cengkeh terserang penyakit. Penyakit yang menyerang tanaman Cengkeh karena keadaan tanah yang kurang cocok adalah mati bujang. Terjadinya penyakit ini akibat dari terganggunya perakaran dalam lapisan yang tanah yang dangkal. Lapisan tanah yang dangkal itu akan tergenang air. Hingga dengan demikian maka akan membuat akar – akar dari pohon cengkeh membusuk dan lama kelamaan akan mati.
1.2. Masalah
Penyakit mati bujang pada tanaman Cengkeh.

II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyebab Penyakit Mati Bujang
Penyebab penyakit mati bujang dikarenakan keadaan tanah yang tidak cocok dan bisa juga karena pengairan yang tidak baik. Mungkin juga karena ada lapisan padat yang dangkal dan tidak dapat ditembus dengan air, sehingga air menggenang ditempat tersebut. Bila tidak demikian maka berarti tanah didalamnya adalah tanah lempung yang banyak mengandung air dimusim penghujan dan kalau musim kemarau maka tanahnya akan kering dan pecah – pecah ( Wahyu muljana, 2002 ).
2.2. Tanda – tanda Penyakit Mati Bujang
Tanda – tanda penyakit mati bujang adalah puncak pohon mendadak mati dan kemudian akan meluas sampai pada tingkat bawah. Pohon yang terkena penyakit mati bujang ini akan mudah kelihatan, karena pohonnya kelihatan hampir seperti gundul dan daun – daunnya pun menyuram warnanya. Walaupun daun – daun itu sendiri tidak segera gugur. Bila sudah demikian maka pohon tersebut akan mati dengan sendirinya ( Wahyu muljana, 2002 ).

III. SOLUSI
Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam dan serius terhadap jenis tanah yang akan kita pakai untuk kebun Cengkeh. Juga sebelum kita menanam, kita harus memperhatikan Drainase. Bila pengairan kurang baik maka kita memperbaikinya atau menyempurnakannya.

IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Mati bujang merupakan penyakit tanaman Cengkeh yang harus mendapat perhatian yang serius. Sebab biasanya bila pohon telah terserang penyakit ini, maka kerugian besar akan menimpa kita. Tanda – tanda tanaman cengkeh terserang penyakit ini ialah pohonnya kelihatan seperti gundul, dan daun – daunnya berwarna menyuram. Agar tanaman tidak terserang penyakit mati bujang, maka keadaan tanah dan drainase perlu diperhatikan dalam perkebunan Cengkeh.
4.2. Saran
Tanaman Cengkeh sangat menguntungkan bagi kita, karena kebutuhan akan Cengkeh ini sangatlah penting di Indonesia. Untuk itu perlu adanya Pencegahan terhadap penyakit mati bujang pada tanaman Cengkeh, Agar hasil produksinya seperti yang kita harapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Muljana, wahyu. 2002. Cara Praktis Bercocok Tanam Cengkeh. CV. Aneka Ilmu : Semarang.

Minggu, 13 Januari 2013

" Banjir Bukan Suatu Bencana Yang Harus Ditakuti,Melainkan Harus Ditanggulangi "

Malang,  07 Desember 2012


" Banjir Bukan Suatu Bencana Yang Harus Ditakuti,Melainkan Harus Ditanggulangi "



T
erjadinya banjir senantiasa membuat kita panik dan merasa takut. Tetapi ketakutan itu tidak membuat kita sadar bahwa mengapa hal tersebut bisa terjadi. Hal tersebut terjadi karena kesalahan kita sendiri yang tidak sadar tentang pentingnya pelestarian terhadap lingkungan. Kalau saja kita mau menjaga kelestarian lingkungan, kemungkinan hal tersebut tidak akan terjadi. Yang kita lakukan hanyalah menuruti hawa nafsu demi memenuhi kebutuhan diri kita dengan memanfaatkan sumber daya alam dari bumi ini tanpa diimbangi dengan pelestarian terhadap lingkungan, sehingga terjadilah salah satu dampaknya yaitu banjir. Memperbaiki sesuatu yang sudah rusak memanglah sangat sulit dan membutuhkan kurun  waktu yang cukup lama, tetapi setidaknya kita bisa menanggulangi kerusakan tersebut dengan kegiatan menanam pohon dan membuang sampah pada tempatnya. Kegiatan ini cukup berawal dari kita pribadi yang merasa seberapa pentingnya pohon dan membuang sampah pada tempatnya dalam upaya mencegah terjadinya banjir. Bukankah kita pernah mendengar sebuah Filososofi yang mengatakan “Bumi ini bukan warisan dari nenek moyang kita, melainkan titipan dari anak cucu kita“ yang artinya : “semua hasil kekayaan yang ada di bumi ini bisa kita manfaatkan dan kita gunakan untuk memenuhi kebutuhan kita demi keberlangsungan hidup, yang penting kita harus tetap menjaga kelestarian lingkungan ini untuk generasi yang akan datang” kalau tidak kita lakukan sekarang, kapan lagi. Apakah kita mau meninggalkan bumi ini dengan keadaan lingkungan yang rusak untuk generasi yang akan datang. Apakah kita rela meninggalkan bumi ini dengan sebuah tanggung jawab yang tidak kita jalankan. Kalau tidak mau, marilah kita lakukan upaya pencegahan terjadinya banjir sebelum timbulnya dampak yang lebih besar. Harapan besar ini demi menyelamatkan lingkungan serta kelestariannya dan demi keberlangsungan hidup untuk generasi yang akan datang. Agar sumber daya alam yang ada di bumi ini bisa dimanfaatkan oleh generasi yang akan datang tanpa harus menangis merasakan dampak yang terjadi karena ulah kita terhadap kelestarian lingkungan selama ini.

Bahaya Danau Buatan Yang Terbentuk Dari Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Di Simpi Kec. Belitang Hilir Kab. Sekadau (Kal-Bar)


Malang, 05 Desember 2012

Bahaya Danau Buatan Yang Terbentuk Dari Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) Di Simpi Kec. Belitang Hilir Kab. Sekadau (Kal-Bar)
Oleh :
Rustam
Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang

   
T
erbesit dalam fikiran kita bahwa danau buatan memiliki manfaat serta fungsi bagi masyarakat seperti irigasi pengairan sawah, ternak serta kebun, sebagai tempat usaha perikanan darat, sebagai sumber penyediaan air bagi makhluk hidup sekitar dan bahkan sebagai air konsumsi masyarakat sehari-hari. Namun manfaat serta fungsi tersebut berbanding terbalik dengan danau buatan yang terbentuk dari PETI yang berada di Simpi Kec. Belitang Hilir Kab. Sekadau (Kal-Bar) ini. Karena terbentuk dari PETI, air danau buatan ini mengandung kandungan mercury yang sangat berbahaya bagi kesehatan bila terkonsumsi oleh manusia maupun oleh makhluk hidup lainnya yang berada di sekitar. Penyakit yang ditimbulkan jika air yang terkandung kandungan mercury terkonsumsi, berupa kanker kulit dan juga bisa menyebabkan orang menjadi TELMI (Telat Mikir). Bukan hanya itu, jika terjadinya hujan secara terus menerus danau buatan yang terbentuk dari PETI ini bisa meluap. Luapan danau buatan ini bisa mengalir ke kolam milik masyarakat sekitar bahkan mengalir ke anak sungai kapuas yang berada dekat dengan areal danau buatan ini. Padahal, kolam milik masyarakat dan anak sungai kapuas dimanfaatkan oleh penduduk sekitar untuk mandi maupun sebagai sumber air konsumsi sehari-hari. Untuk mengatasi hal tersebut, perlu adanya penanganan yang serius dari pemerintah kabupaten Sekadau secepat mungkin. Sebelum terjadinya dampak negatif yang ditimbulkan dari danau buatan yang terbentuk dari PETI ini. Agar kolam milik masyarakat dan anak sungai kapuas yang biasa digunakan oleh penduduk sekitar untuk mandi maupun sebagai sumber  konsumsi sehari-hari aman bagi kesehatan serta lestari terhadap lingkungan.
Email : aden_ratle@rocketmail.com