Selasa, 28 Januari 2014

“PETANI SENGSARA TENGKULAK SEJAHTERA” ( UNGKAPAN TEPAT BERDASAR REALITA )

Malang, 14 Januari 2014

“PETANI SENGSARA TENGKULAK SEJAHTERA”
( UNGKAPAN TEPAT BERDASAR REALITA )

         Petani berasal dari kata Pe dan Tani berarti orang yang mengolah tanah atau orang yang bercocok tanam. Pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang perekonomian di Indonesia, sehingga mendapat julukan Macan Asia dalam beberapa puluhan tahun yang lalu karena hasil produksi pertaniannya yang terkenal melimpah dan penduduknya yang sejahtera. Namun, kenyataan itu berbanding terbalik dengan realita saat ini. Berharap bisa memiliki kehidupan yang sejahtera dengan hasil produksi pertaniannya, malah menjadi menderita. Menderita dalam arti, hasil produksi pertanian dibeli dengan harga yang murah. Sementara, biaya produksi yang dikeluarkan lebih mahal. Murahnya harga produksi pertanian, karena kurangnya peranan dari pemerintah. Peranan pemerintah baik dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang pertanian, maupun dalam menampung hasil produksi dari petani itu sendiri. Sehingga, hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang demi mendapatkan keuntungan pribadi dari situasi tersebut, salah satunya yaitu tengkulak. Sepak terjang para tengkulak inilah yang banyak membawa dampak negatif ketimbang dampak positif yang dirasakan oleh para petani, salah satunya yaitu harga beli produksi pertanian yang murah. Bukan tanpa alasan petani lebih memilih menjual produksi pertanian mereka kepada para tengkulak. Petani lebih memilih menjual produk hasil pertanian kepada tengkulak karena keterbatasan modal untuk melakukan pemasaran produksi pertanian sendiri. Dalam hal ini, tengkulak mau memberikan modal kepada para petani pada masa tanam. Baik modal dalam bentuk uang, maupun dalam penyediaan pupuk bahkan pestisida dalam penunjang produksi. Namun setelah panen, hasil produksi harus dijual kepada tengkulak. Peranan tengkulak lainnya yaitu dalam penguasaan pasar. Pasar-pasar yang ada untuk pemasaran hasil produksi pertanian para petani dikuasai oleh tengkulak, sehingga para petani tidak mampu bersaing dalam hal pemasaran produksi pertanian tersebut. Kalaupun mampu bersaing, biasanya ada persaingan yang tidak sehat terjadi disini yang dilakukan oleh para tengkulak. Persaingan tidak sehat berupa tindakan-tindakan yang tidak normal yang dilakukan tengkulak terhadap petani yaitu beban psikologis. Beban psikologis berupa ancaman-ancaman yang bisa mengancam jiwa, baik bagi petani maupun keluarganya. Oleh sebab itu juga, para petani enggan bersaing dalam pemasaran produksi pertaniannya, karena tidak ingin mengambil resiko. Demi kesejahteraan petani, diharapkan adanya perhatian khusus baik dari pemerintah daerah setempat maupun pemerintah pusat dalam menangani hal tersebut. Baik dari segi infrastruktur, pendidikan yang berupa pelatihan, modal, ketersediaan bibit yang berkualitas, pupuk dan pestisida, serta pengawasan dalam pemasaran produksi pertaniannya. Agar kesejahteraan bisa dirasakan oleh para petani yang ada di negara ini, bukannya malah para tengkulak. Semoga dengan adanya tulisan singkat yang dibuat berdasarkan realita yang terjadi pada saat ini, bisa membawa manfaat positif terutama bagi para petani-petani kita. Agar, Macan Asia yang dijuluki kepada negara kita puluhan tahun yang lalu bisa menggaung kembali.

Email : aden_ratle@rocketmail.com