Malang, 14 Januari 2014
“PETANI SENGSARA TENGKULAK SEJAHTERA”
( UNGKAPAN TEPAT BERDASAR REALITA )
Petani
berasal dari kata Pe dan Tani berarti
orang yang mengolah tanah atau orang yang
bercocok tanam. Pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang
perekonomian di Indonesia, sehingga mendapat julukan Macan Asia dalam beberapa
puluhan tahun yang lalu karena hasil produksi pertaniannya yang terkenal melimpah
dan penduduknya yang sejahtera. Namun, kenyataan itu berbanding terbalik dengan
realita saat ini. Berharap bisa memiliki kehidupan yang sejahtera dengan hasil produksi
pertaniannya, malah menjadi menderita. Menderita dalam arti, hasil produksi
pertanian dibeli dengan harga yang murah. Sementara, biaya produksi yang
dikeluarkan lebih mahal. Murahnya harga produksi pertanian, karena kurangnya peranan
dari pemerintah. Peranan pemerintah baik dalam penyediaan sarana dan prasarana
penunjang pertanian, maupun dalam menampung hasil produksi dari petani itu
sendiri. Sehingga, hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang demi mendapatkan keuntungan
pribadi dari situasi tersebut, salah satunya yaitu tengkulak. Sepak terjang para
tengkulak inilah yang banyak membawa dampak negatif ketimbang dampak positif
yang dirasakan oleh para petani, salah satunya yaitu harga beli produksi
pertanian yang murah. Bukan tanpa alasan petani lebih memilih menjual produksi
pertanian mereka kepada para tengkulak. Petani lebih memilih menjual produk
hasil pertanian kepada tengkulak karena keterbatasan modal untuk melakukan
pemasaran produksi pertanian sendiri. Dalam hal ini, tengkulak mau memberikan
modal kepada para petani pada masa tanam. Baik modal dalam bentuk uang, maupun
dalam penyediaan pupuk bahkan pestisida dalam penunjang produksi. Namun setelah
panen, hasil produksi harus dijual kepada tengkulak. Peranan tengkulak lainnya
yaitu dalam penguasaan pasar. Pasar-pasar yang ada untuk pemasaran hasil
produksi pertanian para petani dikuasai oleh tengkulak, sehingga para petani tidak
mampu bersaing dalam hal pemasaran produksi pertanian tersebut. Kalaupun mampu
bersaing, biasanya ada persaingan yang tidak sehat terjadi disini yang dilakukan
oleh para tengkulak. Persaingan tidak sehat berupa tindakan-tindakan yang tidak
normal yang dilakukan tengkulak terhadap petani yaitu beban psikologis. Beban
psikologis berupa ancaman-ancaman yang bisa mengancam jiwa, baik bagi petani
maupun keluarganya. Oleh sebab itu juga, para petani enggan bersaing dalam
pemasaran produksi pertaniannya, karena tidak ingin mengambil resiko. Demi
kesejahteraan petani, diharapkan adanya perhatian khusus baik dari pemerintah
daerah setempat maupun pemerintah pusat dalam menangani hal tersebut. Baik dari
segi infrastruktur, pendidikan yang berupa pelatihan, modal, ketersediaan bibit
yang berkualitas, pupuk dan pestisida, serta pengawasan dalam pemasaran
produksi pertaniannya. Agar kesejahteraan bisa dirasakan oleh para petani yang
ada di negara ini, bukannya malah para tengkulak. Semoga dengan adanya tulisan
singkat yang dibuat berdasarkan realita yang terjadi pada saat ini, bisa
membawa manfaat positif terutama bagi para petani-petani kita. Agar, Macan
Asia yang dijuluki kepada negara kita puluhan tahun yang lalu bisa
menggaung kembali.
Email : aden_ratle@rocketmail.com