I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cengkeh ( Eugenia
aromatica O. K. ) selain menjadi bahan vital dari pabrik – pabrik rokok
kretek, juga sebagai rempah – rempah yang dibutuhkan dalam bidang pengobatan.
Yang kata lain dipakai juga untuk bahan pembuat obat – obatan.
Untuk itu, cengkeh perlu dikembangkan di Indonesia
mengingat pabrik – pabrik rokok banyak memerlukan cengkeh dalam produksinya.
Pabrik – pabrik rokok di Indonesia ini, setahunnya memerlukan Cengkeh tidak
kurang dari 20.000 ton. Sedangkan kalau kita menilik hasil produksi Cengkeh di
dalam negeri ini setahunnya hanya berkisar antara 10.000 – 12.000 ton. Dengan
demikian maka untuk kekurangannya itu Indonesia masih terus mengimpor dari
Zanzibar.
Kalau melihat data tersebut, menanam Cengkeh
sangat menguntungkan, asalkan keadaan tanah yang cocok. Keadaan tanah yang kurang
cocok, bisa menyebabkan tanaman cengkeh terserang penyakit. Penyakit yang
menyerang tanaman Cengkeh karena keadaan tanah yang kurang cocok adalah mati
bujang. Terjadinya penyakit ini akibat dari terganggunya perakaran dalam
lapisan yang tanah yang dangkal. Lapisan tanah yang dangkal itu akan tergenang
air. Hingga dengan demikian maka akan membuat akar – akar dari pohon cengkeh
membusuk dan lama kelamaan akan mati.
1.2. Masalah
Penyakit
mati bujang pada tanaman Cengkeh.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penyebab Penyakit Mati Bujang
Penyebab penyakit mati bujang dikarenakan
keadaan tanah yang tidak cocok dan bisa juga karena pengairan yang tidak baik.
Mungkin juga karena ada lapisan padat yang dangkal dan tidak dapat ditembus
dengan air, sehingga air menggenang ditempat tersebut. Bila tidak demikian maka
berarti tanah didalamnya adalah tanah lempung yang banyak mengandung air
dimusim penghujan dan kalau musim kemarau maka tanahnya akan kering dan pecah –
pecah ( Wahyu muljana, 2002 ).
2.2. Tanda – tanda Penyakit Mati Bujang
Tanda – tanda penyakit mati bujang adalah
puncak pohon mendadak mati dan kemudian akan meluas sampai pada tingkat bawah.
Pohon yang terkena penyakit mati bujang ini akan mudah kelihatan, karena
pohonnya kelihatan hampir seperti gundul dan daun – daunnya pun menyuram
warnanya. Walaupun daun – daun itu sendiri tidak segera gugur. Bila sudah
demikian maka pohon tersebut akan mati dengan sendirinya ( Wahyu muljana, 2002
).
III. SOLUSI
Perlu
adanya penelitian yang lebih mendalam dan serius terhadap jenis tanah yang akan
kita pakai untuk kebun Cengkeh. Juga sebelum kita menanam, kita harus
memperhatikan Drainase. Bila pengairan kurang baik maka kita memperbaikinya
atau menyempurnakannya.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Mati bujang merupakan penyakit tanaman
Cengkeh yang harus mendapat perhatian yang serius. Sebab biasanya bila pohon
telah terserang penyakit ini, maka kerugian besar akan menimpa kita. Tanda –
tanda tanaman cengkeh terserang penyakit ini ialah pohonnya kelihatan seperti
gundul, dan daun – daunnya berwarna menyuram. Agar tanaman tidak terserang
penyakit mati bujang, maka keadaan tanah dan drainase perlu diperhatikan dalam
perkebunan Cengkeh.
4.2. Saran
Tanaman Cengkeh sangat menguntungkan bagi
kita, karena kebutuhan akan Cengkeh ini sangatlah penting di Indonesia. Untuk
itu perlu adanya Pencegahan terhadap penyakit mati bujang pada tanaman Cengkeh,
Agar hasil produksinya seperti yang kita harapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Muljana, wahyu. 2002. Cara Praktis Bercocok Tanam Cengkeh. CV. Aneka Ilmu : Semarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar